Cahaya Kehidupan

Yang Menerangi Pikiran, Jiwa dan Perasaan

Berqurban

Published by Ismailovic under on Rabu, Desember 10, 2008
Tadi di sekolahku telah berlangsung penyembelihan hewan kurban. Diantara hewan qurban yang ada, ada satu ekor sapi. Sapinya cuma satu karena beli sapi itu harganya mahal sekali lho. Temanku sekelas, Dylan, menyumbang seekor kambing. Karena sapinya mahal, sapi yang ada di sekolahku adalah hasil urunan atau infaq dari wali murid yang ada di sekolahku.

Disekolahku aku tidak menyumbang apapun tapi berinfak untuk urunan membeli hewan kurban. Meski tidak menyumbang di sekolah, orang tuaku menyumbang seekor kambing di masjid dekat rumah.

Tak lama kemudian setelah aku ngobrol bareng temanku ada satu kambing yang akan disembelih. Katanya murid-murid lain, kambing itu disembelih duluan karena sakit. Entah sakitnya apa.

Aku dan temanku segera menuju tempat penyembelihan dan melihat kambingnya disembelih. Saat melihatnya, aku merasa tidak tega kambing itu disembelih lehernya dengan pisau yang sangat tajam. Benar-benar sadis, bukan? Bagaimana kalau manusia yang disembelih? Pasti rasanya sangat tidak terbayangkan sakitnya.

Tapi memang begini yang dianjurkan Alloh lewat kisah Nabi Ibrahim yang akan menyembelih anaknya, Nabi Ismail. Saat akan disembelih, tiba-tiba yang disembelih itu malah seekor domba dan Nabi Ismail pun tergantikan oleh domba itu.

0 komentar:

Posting Komentar