Cahaya Kehidupan

Yang Menerangi Pikiran, Jiwa dan Perasaan

Mancing Bersama

Published by Ismailovic under on Sabtu, Maret 27, 2010
Aku baru saja menyelesaikan UTS, supaya tidak stres, wali kelasku mengadakan progam refreshing dengan mancing bersama. Kegiatan ini sudah direncanakan sejak hari Kamis, dan akan dilaksanakan pada hari Sabtu. Acara ini hanya diikuti murid kelasku dan beberapa ustad. Sebelum hari Sabtu, kami harus memberikan uang iuran sebesar sepuluh ribu rupiah untuk melakukan acara mancing ini. Tidak semua teman sekelasku yang ikut, tapi sebagian besar ikut. Kami menuju ketempat pancing dengan mengendarai mobil pick-up punya ustadku. Akhirnya, kami sampai ketempat pancingnya. Aku nggak tahu nama kolam pancingnya, karena gak ada tulisannya disekitar situ, tapi aku tahu disitu adalah daerah banjar panji. Dengan menyewa pancing seharga seribu rupiah, kamipun mulai mancing. Tapi aku tidak menggunakan pancing yang disewakan, aku menggunakan pancingnya temanku karena pancingnya itu nggak dipakai. Sebetulnya, aku tidak terlalu mahir mancing, dan saat itupun aku nggak terlalu ingin mancing. Dibanjar panji, dapat ikannya itu cepat sekali. Nggak sampai lima menit, sudah ada temanku yang dapat. Karena mudah, dapat ikannya pun jadi banyak. Kalau tidak salah kami dapat 5 kg ikan. Ikan-ikan itu langsung dibakar oleh ibu-ibu yang bertugas membuat makanan disitu. Saat itu, kami menunggu cukup lama karena membakarnya masih dengan alat tradisional. Ketika itu, ada temanku yaitu Dyllan dan Alan baru datang karena tidak ikut dengan rombongan kami. Dyllan berangkat dengan kakaknya dan Alan dengan bapaknya. Kata ustadku, makanannya akan segera matang. Ustadkupun mengupas buah semangka yang tadi dibawa. Akhirnya, acara yang ditunggu-tunggu tiba, nasi, ikan, sambel dan buahnya sudah siap semua. Aku mengambil nasi cukup banyak karena saat itu aku sangat lapar dan makanannya kelihatan enak. Kemudian ikannya kupilih, kuambil sambel. Setelah dicicipi, manteb tenan!!!!!, sambelnya sangat enak, ikan bakarnya pun manteb. Nasiku hampir habis, akupun bergegas nambah nasi keburu nasinya habis. Aku menikmati hidangan ini bersama temanku, dan saat itu adalah saat makan paling nikmat. Setelah makan nasi yang manteb itu, aku makan buah. Karena masih banyak, ustad memperbolehkan memakan semangka agak banyak. Akhirnya, akupun memakan empat potongan, tapi, ada temanku yang sangat rakus, dia memakan sepuluh potongan. Setelah itu, ustadku membayar ikan dan jasa membakar ikannya. Sekarang waktunya pulang. Didekat kolam pancing, kami berhenti dulu disebuah masjid untuk sholat asar. Perjalanan dilanjutkan kembali. Enaknya naik mobil pick-up adalah suasananya yang lebih alami. Ketika disuatu jalan, kami bertemu ustadku yang naik motor. Ustadku itu ada dibelakang mobil. kemudian, ustadku itu berkata "Oke!!". Ketentuannya, kalau ustadku bilang oke, kami menjawab"Okelah kalo begitu!!". Kamipun dari mobil pick-up dengan serentak berkata"Okela kalo begitu" dengan keras. Kebetulan disitu tempatnya rame. Kami lihat, semua orang menengok kemobil kami ketika berteriak "Okela kalo begitu!!". Kami pun tertawa melihat tingkah warga yang menganggap kita seperti orang terkenal. Kami sampai disuatu tempat yang rame dengan penjual mainan dan anak-anak. Karena saat itu ustadku yang naik motor nggak ada lagi, jadi, aku yang berkata ''Oke!!" "Okela kalo begitu!!"temanku teriak dengan serentak. Saat itu, penjual dan anak-anaknya menengok semua kearah kami. Kamipun tertawa lagi seperti tadi. Tak terasa, kami sudah sampai kesekolah lagi. Saat itu, sudah agak sore sekitar jam setengah lima, cuacanyapun mendung tak bersahabat. Aku beserta teman-temanku yang naik sepeda pulang bersama, dijalan kami akan berpencar. Ketika berpencar, yang masih bersamaku adalah Fadhil. Biasanya, aku dan Fadhil kalau pulang bersama selalu bersantai dulu dipos satpam yang kosong. Ketika bersantai, aku melihat umiku pergi, uniku juga melihatku dan menyuruhku pulang. Dari pos ini, aku dan Fadhil berpencar. Akhirnya akupun sampai dirumah, melelahkan sekali, ya!!

0 komentar:

Posting Komentar