Susahnya Mengelola Keuangan Di Pondok
Published by Ismailovic under di PonPes on Sabtu, Desember 17, 2011
Satu masalah ini sering ditemui dilingkungan pesantren. Ketika jauh dari orang tua, terkadang kita bingung untuk membelanjakan uang. Takut kehabisan jika terlalu sering dibelanjakan. Tidak seperti saat dirumah dulu, uang habis, kantong kempes, datang ke orang tua, kantong pun berisi lagi. Dipondok, aku dilatih untuk hemat, untuk sadar betapa susahnya cari uang. Namun, itulah kita, sebagai mahluk yang bernafsu, terkadang kita lalai. Niat kita ingin berhemat, tapi saat melihat teman-teman kita beli jajan, kita pun terpancing dan ikut-ikutan. Kadang, aku juga melihat teman-temanku yang beli es diwarung depan sekolah, ahh, enaknya, sampai-sampai, aku menelan air liur sendiri. Betapa susahnya masalah ini. Memang dibutuhkan kesabaran yang tinggi dan perlawanan yang kuat terhadap nafsu kita. Dan memang inilah tantangan. Hidup tidak akan berarti tanpa ada tantangan yang menghalang rintang. Dan yang pasti, semua tantangan itu tidak melebihi kemampuan kita. Dan hal itulah yang membuat semangat berhematku berkobar-kobar, menghanguskan nafsu-nafsuku akan materi yang menggiurkan. Dan hasilnya, Alhamdulillah, luarbiasa, Dengan uang saku 50.000 untuk dua Minggu, aku selalu menyisakan lebih dari 50 %. Uang sisa tersebut, selalu kutabung setiap pulang kerumah, dan mungkin akan berguna ketika aku lulus nanti.